FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA
Daftar Isi
Banyak
faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Peranan faktor-faktor
itu sendiri dalam memberikan kepuasan kerja pada karyawan bergantung pada
pribadi masing-masing. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja terdiri
dari:
- Faktor Psikologi, yang merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan, meliputi minat, ketentraman dalam bekerja, bakat dan keterampilan.
- Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik antar sesama karyawan atau karyawan dengan atasan.
- Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan dan umum.
- Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan, meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan fasilitas yang diberikan serta promosi,
Dari
berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu :
- Faktor intrinsik, seperti sikap kerja, penghargaan, promosi, prestasi serta pekerjaan itu sendiri.
b. Faktor
ekstrinsik, seperti administrasi dan kebijaksanaan perusahaan supervisi, gaji,
kondisi kerja, hubungan antar rekan sekerja, hubungan dengan atasan, kondisi
fisik dan lingkungan kerja umumnya serta jaminan sosial.
Hasil
Kepuasan Kerja
Dari sudut pandang masyarakat dan karyawan individu,
kepuasan kerja merupakan hasil yang diinginkan akan tetapi. Akan tetapi, dari
perspektif keefektifan organisasi dan managerial yang pragmatis, penting untuk
mengetahui bagaimana kepuasan kerja berhubungan dengan variabel hasil.
Misalnya, jika kepuasan kerja tinggi, akankah karyawan berkinerja lebih baik
dan organisasi menjadi lebih efektif? Jika kepuasan kerja rendah, apakah akan
ada masalah kinerja dan ketidakefektifan? Pertanyaan tersebut diajukkan pada
peneliti dan prakis selama bertahun-bertahun. Tidak ada jawaban yang sederhana,
dan hasilnya berkisar dari yang kuat sampai yang lemah. Bagian ini merupakan
rangkaian hasil yang paling penting.
1. Kepuasan dan Kinerja
Kesimpulan
terbaik mengenai kepuasan dan kinerja adalah karena terdap hubungan yang pasti didalamnya,
tetapi mungkin tidak sebesar kebijakan konvensional yang mengasumsikan karyawan
yang merasa senag sebagai karyawan yang produktif. Meskipun terdapat bukti
penelitian terbaru yang mendukung adanya hubungan sebab akibat kepuasan lebih
mempengaruhi kinerja daripada kinerja mempengaruhi kepuasan. Hubungan ini
mungkin akan lebih kompleks daripada hubungan lain dalam perilaku organisasi.
Misalnya, tampaknya adanya banyak variabel yang menghubungkan, tetapi yan ng paling penting adalah penghargaan. Jika orang yang
menerima penghargaan mersa pantas mendapatkannya, dan puas, mungkin ia
menghasilkan kinerja yang lebih besar. Bukti penelitian ini juga
mengindikasikan bahwa kepuasan mungkin tidakperlu menghasilkan perkembangan
kinerja individu, tetapi menyebabkan perkembangan level departemen dan
organisasi. Meta-analisis terbaru mengenai unit bisnis tersebut menemukan bahwa
ketika kepuasan didefinisikan dan diukur menurut keterlibatan karyawan, maka
terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan dan kinerja berupa
produktivitas, kepuasan pelanggan, dan bahkan profit. Secara keseluruhan,
kepuasan kerja kerja sebaiknya tidak dianggap sebagai titik akhir dalam kinerja
individu. Akan tetapi, terdapat bukti bahwa kepuasan kerja, bersama dengan
dimensi lain memaikna peranan penting dalam studi dan aplikasi perilaku
organisasi.
2. Kepuasan dan Pergantian Karyawan
Kepuasan
kerja yang tinggi tidak akan membuat pergantian karyawan menjadi rendah, tetapi
hal tersebut mungkin membantu. Sebaliknya, jika terdapat ketidak puasan kerja,
maka pergantian karyawan mungkin tinggi. Secara jelas usia, kedudukan dalam
organisasi, komitmen pada organisasi, mungkin memainkan peranan. Faktor lain
adalah ekonomi secara umum. Saat segala hal dalam ekonomi berjalan baik dan
terdapat sedikit pengangguran, pergantian karyawan akan meningkat karena orang
akan mulai mencari kesempatan yang lebih baik dengan organisasi lain. Sekalipun
mereka merasa puas, banyak orang ingin keluar jika ada kesempatan lain yang
lebih menjanjikan. Penelitian terbaru menjelaskan bahwa tingkat pengangguran
secara langsung mempengaruhi pergantian karyawan. Akan tetapi, pada dasarnya
tepat untuk mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan hal penting dalam
pergantian karyawan. Tingkat pergantian yang rendah lebih dinginkan mengigat
biaya pelatihan dan kerugian karena tidak adanya pengalaman kerja.
3. Kepuasan dan ketidakhadiran
Penelitian
hanya menunjukkan hubungan negatif yang lemah antara kepuasan dan
ketidakhadiran. Seperti halnya dengan pergantian karyawan, banyak variabel lain
yang menjadi pertimbangan untuk menetap selain kepuasan kerja. Seperti tingkat
dimana orang merasa bahwa pekerjaan mereka penting. Penelitian terhadap
karyawan pemerintah menunjukkan bahwa orang yang yakin bahwa pekerjaanya
penting memiliki ketidakhadiran rendah daripada orang yangtidak merasa
pekerjaanya penting. Selain itu, penting untuk diingat bahwa kepuasan kerja
tinggi belum tentu menghasilkan ketidakhadiri yang rendah, tetapi kepuasan
kerja yang rendah mungkin menyebabkan ketidakhadiran.
Posting Komentar