FUNGSI ESTETIS DALAM ILMU KOMUNIKASI
Daftar Isi
Kali ini kita akan membahas tentang fungsi estetis dalam ilmu
komunikasi. Strukturalisme Praha sangat tertarik pada gagasan
bahwa teks sastra merupakan sebuah tanda yang memungkinkan komunikasi antar
pengarang dan pembaca. Mereka menggambarkan sastra sebagai proses komunikasi,
sebagai suatu dialog yang terus menerus antar pengarang dan pembaca. Cara
berpikir Mukarovsky sebagai ahli semiotik dan dengan demikian memberikan
konsekuensi penting; tanda tekstual mempertahankan kemerdekaannya dengan
perhatian pada proses komunikasi. Sebuah teks bukan ekspresi langsung tentang
kejiwaan pengarang dan bukan pula refleksi kejiwaan pembaca. Lagipula, meskipun
posisinya dalam proses komunikasi adalah sentral dan merdeka, teks kehilangan
karakter absolutnya, yakni konstruksi formal yang diterapkan selamanya.
Analog dengan
pembedaan yang dibuat oleh Saussure antara signifiant
(Signifier) dan Signifie (Signified), Mukarovsky
membedakan antara artefact
dan esthetc object. ‘Artefak’ merupakan dasar material objek estetis:
huruf-huruf yang dicetak di halaman kertas; ‘objek estetis’ merupakan
representasi artefak dalam pikirang pembaca atau dalam apa yang disebut collective consciosness ‘kesadaran
kolektif’, yang dalam suatu state kesadran sekelompok manusia dapat
disistematisasikan. Dengan demikian,
sebuah artefak memiliki nilai potensial.
Pembentukan objek estetis yang berdasarkan pada artefak terjadi dengan sarana
peran aktif penerima. Jadi, pembaca juga
menciptakan objek estetis (Mukarovsky)
Agaknya tidak
mungkin untuk memutuskan dengan dasar artefak saja apakah artefak itu merupakan
pembawa fungsi estetis. Hampir setiap objek dan setiap tindakan pada prinsipnya
dapat dijamin mempunyai suatu fungsu estetis. Sebuah fungsi estetis diaktualisasikan
dalam konteks sosial tertentu. Pemberian dinamika-dinamika situasi sosial ini
mengimplikasikan bahwa kehadiran dan intesitas fungsi estetis benar-benar
dinamis.
Mukarovsky telah melakukan pengamatan berkenaan dengan
sosiologi objek estetis. Ia berpegang teguh bahwa fungsi estetis dapat menjadi
pembeda faktor sosial dalam hal-hal ketika objek atau tindakan tertentu
mempunyai fungsi estetis bagi sebuah kelas sosial meskipun dianggap tidak
mempunyai fungsi estetis oleh kelas sosial lain.
Dalam pandangan
Mukarovsky, fungsi estetis mempunyai tiga kualitas penting, yakni : a) suatu
objek atau tindakan ketika fungsi estetis dominan diisolasi oleh fungsi estetis
tersebut. Mukarovsky merujuk pada Rothhschild (1935) yang menyatakan bahwa
fungsi estetis berarti konsesbtrasi yang maksimum pada aspek formal
tindakan-tindakan tertentu, misalnya upacara dan tata cara (etiket).b) fungsi
estetis menumbuhkan kesenangan atau kebahagiaan.c) fungsi estetis terutama
dikaitkan dengan bentuk objek atau tindakan; ia mampu mengganti fungsi-fungsi
lain yang tidak lagi dimiliki oleh objek atau tindakan itu karena waktu.
Posting Komentar