TEORI AGENDA SETTING
Daftar Isi
Ada yang pernah
dengar tentang teori
agenda setting?
Yuk kita bahas. Sejalan dengan perkembangan jaman manusia terlihat semakin
membutuhkan informasi untuk meningkatkan
kualitas hidupnya. Tidak dapat dipungkiri, informasi tersebut sebagian besar
dapat diperoleh khalayak dengan memilih media massa yang sesuai dengan
kebutuhannya, tetapi orang sering kali tidak menyadari efek yang dialami
setelah ia menggunakan media massa.
Salah satu efek
penting yang menandai penggunaan media massa oleh khalayak adalah munculnya
kesadaran dan pengetahuan mengenai suatu topik atau persoalan munculnya
kesadaran dan pengetahuan tersebut sering tidak disadari masyarakat sebagai
suatu akibat yang memang diinginkan kalangan media massa melalui penyajian suatu
topik tertentu.
Menurut teori
agenda setting, media massa memang tidak dapat mempengaruhi orang untuk berubah
sikap tetapi dengan fungsinya sebagai gate keeper (penjaga gawang atau
penyaring) yang memilih suatu topik dan persoalan tertentu dan mengabaikan yang
lain. Dengan menonjolkan suatu persoalan tertentu dan mengesampingkan yang
lain, media membentuk citra atau gambaran dunia seperti yang disajikan dalam
media massa, ini berarti media massa cukup berpengaruh terhadap apa yang
dipikirkan orang dan mempengaruhi persepsi khalayak tentang yang dianggap
penting.
Bernard Coher,
(1963) seorang ahli politik dengan singkat menyatakan asumsi dasarnya mengenai
agenda setting, menurutnya :
“Media massa lebih
sekedar memberi informasi atau opini media massa mungkin saja kurang berhasil
mendorong orang untuk memikirkan sesuatu, tetapi media massa sangat berhasil
mendorong khalayak untuk menentukan apa yang perlu dipikirkan”. (Rakhmat,
1989)
Hampir satu dasa
warsa Mc Combs dan Shaw mengemukakan agenda setting khalayak terhadap persoalan
tersebut, singkatnya apa yang dianggap penting media dianggap penting oleh
masyarakat dan apa yang dilupakan oleh media massa juga akan luput dari
perhatian masyarakat.
Penelitian empiris
tentang teori agenda setting dilakukan oleh Mc. Combs dan Shaw ketika mereka
meneliti pemilihan presiden pada tahun 1972 mereka menulis antara lain : dampak
media dalam kemampuan untuk menimbulkan perubahan kognitif diantara individu-individu telah dijuluki sebagai
fugsi agenda setting dan komunikasi massa. Disinilah terletak efek komunikasi,
yang terpenting kemampuan media untuk strukrurisasi dunia untuk kita.
Menurut Rakhmat,
teori agenda setting dimulai dengan asumsi bahwa media massa menyaring berita,
artikel, tulisan yang akan disiarkan, setiap kejadian atau isu diberi bobot
tertentu dengan panjang penyajian (ruang dalam surat kabar atau waktu televisi
dan radio), dan cara penonjolan (ukuran judul pada surat kabar, frekuensi
penyiaran pada televisi dan radio).
Masyarakat
mendengar dan memperoleh banyak informasi melalui media massa oleh karena itu
agenda media tertentu berkaitan dengan agenda publik. Untuk lebih jelas dapat
dilihat model agenda setting yang dipaparkan oleh Jalaluddin Rakhmat dan
diambil dari panduan model Becker, Mc Comb dan Mc Leod, Degeorge, Winter dan
Weaver berikut ini:
Gambar 2.1.
Model “Agenda Seting”
Variabel Variabel Variabel Variabel
Media massa Antara Efek Lanjutan
- Panjang - Sifat Stimulus -
Pengenalan - Persepsi
- Penonjolan - Sifat khalayak -
Salience - Aksi
-
Konflik - - Prioritas -
Sumber : Rakhmat
Berikut
ini penjelasan variabel dalam Agenda Setting tersebut :
1. Variabel Media Massa.
Media massa diukur dengan analisa isi,
dimana isi dari media disusun berdasarkan panjang (ruang dan waktu) penonjolan
(ukuran, headline, lokasi, dan frekuensi), serta konflik (cara penyajian
bahan).
2. Variabel Antara
Setelah media massa disusun, maka
kondisi-kondisi antara yang mempengaruhi proses agenda setting yang
mempengaruhi proses agenda setting juga diteliti melalui sifat-sifat stimulus
menggunakan karakteristik issue termasuk jarak issue, lama terpaan, kedekatan
geografis dan sumber. Selanjutnya sifat-sifat khalayak menunjukan
variabel-variabel psikososial termasuk data demografi, keanggotaan dalam sistem,
kebutuhan sikap, diskusi, interpersonal dan terpaan media.
3. Variabel Efek
Efek berkaitan dengan issue dalam
pengenalan khalayak dari semua issue tersebut, mana yang dianggap terpenting
oleh khalayak dan bagaimana issue itu dirangsang oleh responden sesuai dengan
urutan prioritas.
4. Variabel Efek lanjutan
Efek lanjutan berupa persepsi,
pengetahuan tentang peristiwa tertentu atau tindakan. (Rakhmat)
Dalam program Live Event persidangan Angelina Sondakh di Metro TV misalnya, secara
tidak langsung masyarakat atau khalayak diajak untuk melakukan proses
pembelajaran mengenai proses persidangan yang berlangsung, lebih jauh lagi
dampak dari acara ini masyarakat atau khalayak menjadi paham mengenai proses
persidangan yang berlangsung. Selain hal tersebut khalayak juga disuguhi
informasi yang cepat, akurat dan transparan mengenai perisrtiwa yang sedang
terjadi.
Kerangka model agenda setting
tentang
pemahaman pemirsa
Variabel Media Massa Variabel
Efek
“Metro TV”
- Durasi menonton - Pemahaman pemirsa
- Frekuensi menonton
- Isi pesan
- Daya
tarik program
Penjelasan
:
1. Variabel Media Massa adalah Metro TV,
yang diukur dengan susunan berdasarkan pada Durasi Menonton, Frekuensi
menonton, Isi pesan, serta Daya tarik program.
2. Variabel Efek yang berkaitan dengan
pemahaman pemirsa terhadap proses persidangan
3. Variabel antara dan Variabel lanjutan
tidak termasuk pada penelitian yang dilakukan oleh penulis.
(Sumber
tulisan : Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi
Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1996
________________, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998/a
_______________, Retorika Modern, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998/b )
Posting Komentar