EFISIENSI PRODUKSI
Daftar Isi
Kita akan membicarakan
tentang efisiensi produksi. Seorang produsen diharuskan untuk bekerja secara efisien agar keuntungan yang
diperoleh kian menjadi besar. Tuntutan bekerja secara efisien ini tidak dapat
dihindari dalam bisnis modern, apabila sering dijumpai bahwa biaya produksi
dirasakan terus meningkat sementara nilai produksi dirasakan relatif lambat
meningkatnya. Lambatnya peningkatan nilai produksi sering disebabkan oleh
karena nilai tambah komoditas barang-barang pertanian yang relatif lambat
berkembangnya (dibanding dengan komoditas hasil industri) dan daya beli
masyarakat yang juga relatif masih rendah. Sebaliknya di negara-negara maju,
dimana dengan nilai tambah komoditas pertanian agak relatif baik dan daya beli
masyarakat yang juga tinggi, maka kebutuhan tentang prinsip-prinsip
"efisiensi" menjadi lebih besar. Hal ini disebabkan karena persaingan
antara produsen menjadi tinggi untuk
memperoleh peluang pasar.
Seringkali
perbedaan antara produsen komoditas pertanian dengan produsen komoditas
industri yang berbahan baku komoditas pertanian begitu mencolok, yang
semestinya hal seperti ini tidak perlu terjadi. Sebab produsen komoditas
pertanian dan produsen industri yang berbahan baku komoditas pertanian perlu
bekerja sama sedemikian rupa agar keduanya saling menguntungkan. Industri yang
bahan bakunya dari bahan pertanian (agro industri) perlu kontinuitas supply
bahan baku yang tepat waktu, baik dalam jumlah ataupun kualitas. Bila hal ini
tidak dapat dipenuhi maka agak sulit agro industri tersebut dapat berkembang
dengan baik. Oleh karena itulah diperlukan kerjasama yang baik antara produsen
barang-barang atau komoditas pertanian dan agro industri.
Dalam
melakukan usaha pertanian, seorang pengusaha akan selalu bekerja bagaimana ia
mengalokasikan sarana produksi (input) yang ia miliki seefisien mungkin untuk
dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Dalam ilmu ekonomi cara berfikir
demikian sering disebut pendekatan dengan memaksimalkan keuntungan atau profit
maximization. Di lain pihak manakala pengusaha diharapkan pada keterbatasan
biaya dalam melaksanakan usaha taninya, maka mereka dengan kendala biaya usaha
yang ia miliki yang jumlahnya terbatas suatu tindakan yang dapat dilakukan
adalah bagaimana memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan menekan biaya
produksi produksi sekecil-kecilnya, pendekatan seperti ini dikenal dengan
istilah meminimumkan biaya atau cost minimization.
Prinsip
kedua pendekatan tersebut adalah sama saja yaitu bagaimana memaksimalkan
keuntungan yang diterima seorang produsen atau seorang pengusaha perkebunan
dengan cara mengalokasikan penggunaan sumber daya yang seefisien mungkin untuk
memahami kedua pendekatan di atas, kita diharapkan dapat memahami pula konsep
hubungan antar input dan output. hubungan fisik antara input dan output ini
disebut dengan fungsi produksi.
Posting Komentar