KENDALA PENERAPAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA
Daftar Isi
Kita
akan membahas tentang kendala penerapan akuntansi sumber daya manusia.
Akuntansi sumber daya manusia sebagai suatu konsep sampai dengan sekarang ini
belum dapat diterima sebagai suatu GAAP (Generally
Accepted Accounting Principles) atau prinsip-prinsip yang berlaku umum, hal
ini disebabkan karena adanya syarat pengukuran suatu item tertentu sebagai
suatu asset yang diatur dalam FASB
no.5 yaitu :
1. Measurement (dapat diukur)
FASB no.5 menjelaskan bahwa ada lima atribut yang dapat
digunakan dalam mengukur suatu aktiva yaitu:
a.
Historical cost
b.
Current cost
c.
Current market value
d.
Net realizable (settlement) value
e.
Present
(or discounted) value of future cash flow
Dari
atribut pengukuran yang baru disebutkan di atas, konsep pengukuran human resource telah memenuhi kriteria,
namun memiliki kelemahan yang ada pada masing-masing metode pengukurannya.
Kalaupun human resource diakui
sebagai suatu asset akan mengalami
kesulitan dalam pengamortisasian secara rasional dalam penyajian laporan
keuangan.
2. Relevance dan reliability
Suatu informasi
dikatakan relevan jika informasi itu dapat memiliki kapasitas untuk membuat
suatu perbedaan keputusan antara para investor, kreditor, dan pengambil
keputusan lainnya. Agar informasi itu relevan, maka harus memenuhi tiga sifat
yang merupakan kualitas utama relevan, yaitu mempunyai nilai prediksi, nilai
umpan balik (feedback value), dan
tepat waktu. Informasi yang dapat diandalkan merupakan informasi yang harus
memenuhi sifat dapat diperiksa (verifiability),
netral, dan menyajikan hal yang sebenarnya (representationally
faithfull). Informasi akuntansi dapat dikatakan andal jika pengaruh
penyajiannya bebas dari kesalahan dan bias yang digunakan para pengambil
keputusan lain. Dalam hal ini, human
resource mengalami kendala berupa subjektivitas dalam pengukuran nilai
prediksi serta estimated useful life.
Di samping
kendala-kendala di atas, ada juga beberapa ahli yang tidak menyetujui
diterapkannya konsep HRA, di antaranya:
a. Gambling
dalam buku Accounting for The Human
Factor
Ia berargumentasi bahwa tidak mungkin untuk memasukkan
sumber daya manusia ke dalam neraca seperti gedung dan bangunan pabrik. Ia juga
berpendapat bahwa kapitalisasi atas biaya rekrut dan pelatihan termasuk dalam problema
pengalokasian overhead.
b. Mee
dalam buku Accounting for The Human
Factor
Ia berargumentasi bahwa human asset tidak dapat diuraikan dari elemen-elemen yang lain dari
suatu organisasi yaitu pegawai berinteraksi dan mencapai efektivitas. Ia juga
menambahkan bahwa suatu organisasi tidak dapat mengontrol manusia sama halnya
dengan mengontrol asset fisik.
Posting Komentar