PENGERTIAN KEPUASAN KERJA
Daftar Isi
Kita
akan membahas tentang pengertian kepuasan kerja. Menurut Locke Fred Luthan definisi komprehensif dari
kepuasan kerja yang meliputi reaksi atau sikap kognitif, efektif, dan evaluatif
dan menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah “keadaan
emosi yang senang atau emosi positif yang berasal dari penilaian pekerjaan atau
pengalaman kerja seseorang.” Kepuasan kerja adalah “hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka
mamberikan hal yang dinilai penting.“ Secara umum dalam bidang perilaku
organisasi, kepuasan kerja adalah sikap yang paling penting dan sering dipelajari.
Terdapat tiga dimensi yang diterima secara umum dalam
kepuasan kerja. Pertama,
kepuasan kerja merupakan respon emosional terhadap
situasi kerja. Dengan demikian, kepuasan kerja dapat dilihat dan dapat diduga.
Kedua, kepuasan kerja sering ditentukan menurut seberapa baik hasil yang
dicapai memenuhi atau melampaui harapan. Ketiga, kepuasan kerja mewakili
beberapa sikap yang berhubungan.
Manusia
bekerja dalam organisasi tidak dapat melepaskan kepribadian, kepentingannya dan
tujuan pribadi yang bersifat organisasional. Untuk itu mereka berusaha agar
dapat memenuhi harapan organisasi sehingga tercapai kepuasan kedua belah pihak.
Kepuasan kerja karyawan harus diciptakan sebaik-baiknya agar moral kerja ,
dedikasi, kecintaan dan disiplin karyawan meningkat.
Beberapa
ahli mengemukakan definisi dari kepuasan kerja antara lain :
§ Wexley
& Yukl (1984)
Job
satisfaction is the way an employee feels about his/her job. It is generalized
attitudes toward the job based on evaluation of different aspect of the job.
Kepuasan kerja adalah
perasaan pekerja terhadap pekerjaannya. Hal ini merupakan sikap terhadap
pekerjaannya berdasarkan hasil evaluasi terhadap aspek – aspek pekerjaan
tersebut.
§ Keith Davis & John W. Newstorm
(1985)
Job
satisfaction is a set of favorable or unfavorable with which employees view
their work. It expresses the amount of agreement between ones expectation.
Kepuasan
kerja merupakan suatu perasaan senang atau tidak senang yang dimiliki karyawan
terhadap pekerjaannya, serta menyatakan kesesuaian harapan yang dimiliki
karyawan terhadap pekerjaannya.
Berdasarkan
definisi – definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan kerja
merupakan sikap atau perasaan pekerja terhadap pekerjaannya didasari pada
evaluasi terhadap aspek – aspek pekerjaan tersebut, baik menyenangkan ataupun
tidak menyenangkan.
Sedangkan
pengertian kepuasan kerja menurut Howell
dan Dipboye adalah hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau
tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari pekerjaannya. Dengan
kata lain kepuasan kerja mencerminkan sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya.
Rasa kepuasan kerja diperoleh jika terdapat kesesuaian antara karakteristik
pekerjaan dan keinginan dari pekerja itu sendiri. Kepuasan kerja tersebut
menunjukkan adanya kesesuaian antara harapan pekerjaan dengan pekerjaannya.
Tercakup keseluruhan sikap yang yang ditujukan terhadap pekerjaan berdasarkan
berbagai evaluasi dari pekerja yang dipertimbangkan seperti aspek gaji, kondisi
kerja, supervisi, kualitas kerja dan keamanan kerja. Jadi determinasi kepuasan
kerja menurut batasan ini meliputi perbedaan individu maupun lingkungan situasi
pekerjaan.
Dengan
kepuasan kerja dimaksudkan bahwa keadaan emosional karyawan dimana terjadi atau
tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dari perusahaan
atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh
karyawan yang bersangkutan. Balas jasa karyawan ini, baik berupa finansial
mauapun non finansial. Bila kepuasan kerja terjadi, maka pada umumnya tercermin
pada perasaan karyawan terhadap pekerjaannya yang sering diwujudkan dalam sikap
positif karyawan terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi atau
ditugaskan kepadanya di lingkungan kerja. Monitoring
yang cermat dan kontinyu dari kepuasan kerja karyawan tersebut sangat penting
untuk mendapatkan perhatian pimpinan organisasi, terutama bagian personalia. Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja, yaitu :
1.
Pekerjaan
itu sendiri
Kepuasan pekerjaan itu sendiri merupakan sumber utama
kepuasan. Penelitian terbaru menemukan bahwa karakteristik pekerjaan dan
kompleksitas pekerjaan menghubungkan antara kepribadian dan kepuasan kerja, dan
jika persyaratan kreatif pekerjaan karyawan terpenuhi, maka mereka cenderung
akan puas.
2.
Gaji
Upah dan gaji merupakan faktor multidimensi dalam
kepuasan kerja. Uang tidak hanya membantu orang memperoleh kebutuhan dasar,
tetapi juga alat untuk memberikan kebutuhan kepuasan pada tingkat yang lebih
tinggi. Karyawan melihat gaji sebagai refleksi dari bagaimna manajemen
memandang kontribusi mereka terhadap perusahaan.
3.
Promosi
Kesempatan promosi sepertinya memiliki pengaruh yang
berbeda pada kepuasan kerja. Hal ini dikarenakan promosi memiliki sejumlah
bentuk yang berbeda dan memiliki berbagai penghargaan.
4.
Pengawasan
Pengawasan (supervisi) merupakan sumber penting lain dari
kepuasan kerja. Ada dua dimensi gaya pengawasan yang mempengaruhi kepuasan
kerja. Yang pertama adalah berpusat pada karyawan, diukur menurut tingkat di
mana penyelia menggunakan ketertarikan personal dan peduli pada karyawan,
memberikan nasihat dan bantuan pada individu, dan berkomunikasi dengan rekan
kerja secara personal maupun dalam konteks pekerjaan. Dimensi lain adalah
partisipasi atau pengaruh, seperti diilustrasikan oleh seorang manajer yang memungkinkan
orang untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi
pekerjaan mereka.
5.
Kelompok
kerja
Sifat alami dari kelompok atau tim kerja akan
mempengaruhi kepuasan kerja. Pada umumnya, rekan kerja atau anggota tim yang
kooperatif merupakan sumber kepuasan kerja yang paling sederhana pada karyawan
secara individu. Kelompok kerja, terutama tim yang “kuat,” bertindak sebagai
sumber dukungan, kenyamanan, nasihat dan bantuan pada anggota individu.
Penelitian terbaru mengindikasikan bahwa kelompok yang memerlukan
kesalingtergantungan antaranggota dalam menyelesaikan pekerjaan, akan memiliki,
kepuasan kerja yang lebih tinggi.
6.
Kondisi
kerja
Kondisi kerja memiliki kecil pengaruhnya terhadap
kepuasan kerja. Jika kondisi kerja bagus (misalnya bersih, lingkungannya
menarik), individu akan lebih mudah menyelesaikan pekerjaan mereka. Jika
kondisi kerja buruk (misalnya udara panas, lingkungan bising), individu akan
lebih sulit menyelesaikan pekerjaan. Dengan kata lain, efek lingkungan kerja
pada kepuasan kerja sama dengan efek kelompok kerja. Jika segalanya berjalan
baik, tidak ada masalah kepuasan kerja;jika segalanya berjalan buruk, masalah
ketidakpuasan kerja akan muncul.