PERBANDINGAN KEPEMIMPINAN WANITA DAN PRIA
Daftar Isi
Bagaimana
perbandingan kepemimpinan pria dan wanita? Wanita memiliki sifat-sifat alamiah yang diberikan oleh
Allah SWT., yang membedakannya dengan pria. Kajian kontemporer menujukkan
adanya beberapa sifat yang dapat dimanfaatkan oleh wanita untuk melaksanakan
kepemimpinan dalam kondisi yang sesuai baginya. Berikut ini beberapa sifat
tersebut.
Sifat pertama : Partisipasi
Wanita menyenangi musyawarah, mengungkapkan perasaan, dan
partisipasi. Ini merupakan sifat yang baik dan dianjurkan oleh para pakar
manajemen kepada semua pemimpin masa kini. Bukankah Ratu Saba’pernah berkata, “Berkatalah dia (Balqis), ‘Hai para pembesar
berilah aku pertimbangan dalam urusanku ini aku tidak pernah memutuskan sesuatu
persoalan sebelum kamu berada dalam majelisku.’(an-Naml: 32)
Sifat Kedua : Kelembutan
Perasaan kasih sayang dan memahami kebutuhan-kebutuhan
orang lain dan kondisi mereka akan membantu wanita dalam membangun
hubungan-hubungan yang sejati dan tulus, sehingga membuat para pengikut
mencintainya dan bergerak bersamanya menuju tujuan-tujuan bersama dengan penuh
kesadaran.
Zubaidah binti Ja’far melihat para jamaah haji membeli
air minum dengan satu dinar, maka hatinya tersentuh dan ia menangis lalu
bersumpah bahwa ia akan membelanjakan hartanya untuk menyediakan air bagi para
jamaah haji.
Sifat Ketiga : Kreatif
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita 25% lebih
kreatif daripada pria. Wanita berperan serta dalam manajemen perusahaan
maerupakan hal baru, semua ini memberikan kesempatan kepada wanita untuk
menunjukkan kemampuannya menemukan solusi-solusi yang belum pernah ada dan
menyumbangkan ide-ide pemikiran yang membantu perusahaan untuk mengubah cara
kerja mereka untuk menyesuaikan denan perkembangan dunia.
Asma binti Umais radhiyallahuánhuma,
sekembalinya dari hijrah ke Habasyah, membawa pemikiran-pemikiran
masyarakat Habasyah yang ia lihat di sana dan menerapkannya dilingkungan
masyarakat Hijjaz. Ia mengambil manfaat dari pengalamannya dan menggunakannya
untuk kemaslahatan masyarakat Islam.
Sifat keempat : Memahami kebutuhan-kebutuhan wanita
Wanita lebih mampu memahami kebutuhan-kebutuhan wanita
daripadapria karena wanita memiliki peran yang lebih besar dalam ekonomi. Oleh
karena itu, menjadi sangat penting bagi semua perusahaan untuk memahami cara
wanita berfikir dan mengambil keputusan.
Umar ibnu Khaththab r.a. menunjuk seorang wanita untuk
mengawasi pasar dan harga barang. Jadi, baik dalam permasalahan-permasalahan
ekonomi yang bersifat pribadi maupun urusan-urusan yang khusus berhubungan
dengan wanita, wanitalah yang lebih tahu dibanding pria.
Sifat kelima : Pelimpahan dan Pemberian wewenang
Wanita lebih memberikan kebebasan dalam mengambil
keputusan, sehinggga menjadikan tim lebih bersemangat dan solid.
Seperti dalam kisah Ratu Saba’, “Berkatalah dia (Balqis),’Hai para pembesar berilah aku pertimbangan
dalam urusanku ini, aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum
kalian berada dalam majelisku.’mereka menjawab,’Kita adalah orang-orang yang
memiliki keberanian yang besar dalam peperangan, dan keputusan berada
ditanganmu; maka pertimbangkalah apa yang akan kamu perintahkan.”(an-Naml: 32-33).
Sifat keenam : Komunikatif
Wanita lebih siap untuk berdialog daripada pria dalam
kondisi yang sama. Komunikasi dan dialogmerupakan fondasi dalam manajemen
kerja. Pria menjalankan komunikasi tanpa keyakinan, sementara wanita lebih
terbuka dalam membicarakan perasaan-perasaan serta pendapat-pendapatnya. Wanita
lebih siap untuk berbica dan berdialog hingga tercapai solusi terhadap
persoalan-persoalannya.
Inilah Ratu Saba’, ia tidak memilih perang namun memulai
dengan perundingan dan negosiasi dengan mengirimkan hadiah, “Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan
kepada mereka dengan membawa hadiah, dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa
kembali oleh utusan-utusan itu.”(an-Naml:35).
Demikian pula Khaulah binti Tsa’labah, ia memiliki
kemampuan yang bagus dalam berbicara dan berani berdebat dengan nabi Muhammad
saw beberapa kali, kemudian berbicara dengan sangat jelas mengenai
perasaan-perasaan yang tersimpan, “Ya, Allah! Aku mengadukan kepadamu
kesediahanku dan betapa beratnya perpisahan dengannya. Ya, Allah! Turunkanlah
kepada lisan Nabi-Mu yang bisa mendatangkan kelapangan pada kami”. Hal ini juga
menunjukkan kemahirannya dalam berkomunikasi.
Berdasarkan buku yang menjelaskan metode kepemimpinan dan
manajemen pada pria yang ditulis terkenal, Henry Mentzeregh dengan judul The Nature of Managerial Work ‘Karakter
Managerial Kerja’dan kedua dari buku yang berjudul The Female Advantage ‘Keutamaan Feminis’karya Sally Helgusen dan
Judith Rziner, mengenai sifat kepemimpinan pada kaum wanita.
Tabel berikut membicarakan kepemimpinan pria dan wanita
pada umumnya yang menjadi sampel penelitian (dengan beberapa pengecualian).
Perbandingan Kepemimpinan Wanita dan Pria
Pemimpin Pria
|
Pemimpin Wanita
|
Bekerja dengan performa yang
turun-naik namun tanpa terputus.
|
Bekerja dengan performa yang
stabil, namun mengambil waktu-waktu istirahat yang rutin.
|
Interupsi-interupsi dan
kunjungan-kunjungan akan mengacaukannya, mempengaruhi produktivitas dan
kinerjanya.
|
Kunjungan-kunjungan dan
interupsi-interupsi merupakan kesempatan untuk membangun hubungan yang kuat
dan untuk memahami kebutuhan-kebutuhan pengikut dan membantu mereka.
|
Semangat dalam bekerja dan pada
umumnya tidak diselingi dengan urusan-urusan lain.
|
Mengkhususkan waktu untuk urusan
yang lain di antaranya yang terpenting adalah memantau urusan rumah tangga.
|
Memiliki hubngan yang luas dengan
orang-orang di luar perusahaan atau organisasi.
|
Memiliki hubngan yang luas dengan
orang-orang di luar perusahaan atau organisasi.
|
Mengikuti perkembangan tugas demi
tugas tanpa memfokuskan pada penilaian pelaksanaan kerja atau
mempertimbangkan pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan pada masa depan.
|
Menilai semua pekerjaaan dan
berkeinginan untuk mempelajari pengaruh-pengaruh masa depan dan
pengaruh-pengaruh umum pada keluarga, lingkungan, pendidikan dan semisalnya.
|
Sangat terikat dengan
pekerjaannya.
|
Terikat dengan pekerjaannya, namun
juga terikat dengan urusan-urusan yang lain.
|
Suka menyimpan informasi.
|
Suka tukar informasi.
|
Menjaga hirarki struktural
organisasi.
|
Bekerja melalui jaringan relasi
dan bukan melalui hubungan struktural organisasi.
|
Posting Komentar