Contoh Cerpen Bahasa Madura tentang Kebaikan Beserta Artinya

Daftar Isi
Kali ini kita akan membagikan sebuah cerpen bahasa madura tentang seorang anak yang baik hati dan suka menolong. Suatu hari anak tersebut menolong seorang nenek-nenek, lalu nenek tersebut memberikan buah yang aneh. Ternyata buah tersebut dapat..

Dapat apa hayo? Baca sendiri ya ceritanya. 




Buah Ajaib dan Nenek Tua

Di somor desa sing tenang lan damai, e lakona soorang anak lajar bernama Raka. Raka anak sing bhai ate lan selalu siap mbantu sapa saja sing parlo bantuan. Seddina, pas Raka ngelakar dhari sekolah, ia ngate nenek tua sing kesulitan mbawa keranjang eisi bhua-bhuaan.

“Nenek, pon tak bantu?” tanya Raka oreng sopan.

“Oh, tentu ma’ makasè bhedas,” jawab nenek e oreng senyum lembut.

Raka lekas ngambil keranjang e monco’ nganter nenek sampai ke rumahna sing e pinggir desa. Sakkasampèn, nenek ngucapake makasè e remmah kaliyan. Sebagai tanda makasè, nenek tua maba’aken Raka sebhua bhua sing tampak anè, barabur ungu lan ghella.

“Ini untukmu, Nak. Bhua ini sangat istimewa. Ingetah mbasè to’ se sanggup, gunake aeng bijak,” kata nenek sambil meparangaken bhua ka Raka.

Raka rasa heran lan penasaran ka bhua tedhung. Iya mbelekè bhua tedhung ka rumah lan carita ka ibuna. Ibuna sengaja mare seumek nyuruh Raka se nyarati tangan lan ngakan soro malam.

Malem tedhung, rasa penasaran Raka makin gheneya. Iya macang nyicipi bhua tedhung. Pas ngeken bhua tedhung, rasa manis sing parbekal ngeisi mulutna. Tetta, yang terjadi lekas oreng duga. Torenna Raka terasa makin gagè, kulitna makin bersinar, lan iya terasa nyanda kekuatan anyar dalam dirina.

Pagi tedhung e sekolah, pas sedang main bola, Raka ngate temanna, Doni, sing jago main bola basket. Lekas Raka inget kan kaajaiban bhua tedhung. Dalam ati, iya mecoba nyebut, “Doni, ahli bola basket.”

Keajaiban terjadi, Raka lekas ngerasa namba keterampilan ka Doni. Iya main marè lihai, ngebelin gerakan-gerakan sook oreng mudah. Teman-temanna terkejut ngate keterampilan Raka sing medadak sangat hebat.

Raka seneng sakena kaliyan kekuatan anyar. Sapa kala iya ngate oreng yang parlo keterampilan tertentu, iya bisa lekas niru kalaban nyebut nambena lan keterampilan e. Tetta, Raka selalu inget pesan nenek kanggo gunake kekuatanna kalaban bijak.

Seddina, e desa Raka ngebela lomba kesenian antar desa. Segela oreng sangat antusias, termasuk Raka. Di tengah lomba, soorang seniman terkenal dateng lan nampilna keterampilanna e melukis. Raka, sing uga melabar lomba, rasa tertantang. Iya nyebut nambena seniman tedhung lan niru keterampilanna.

Pas giliran Raka nampil, iya melukis oreng sangat indah, detail, lan penuh warna. Lukisanna nyandak tepuk tangan meriah dari segela penonton lan juri. Raka menang lomba tedhung. Tetta, sakasampèn narek hadiah, Raka ngerasa seare kalaban hatinna.

E lakon pulang, Raka ngerenung sakena apa sing sudah terjadi. Iya sadar mbasè meski iya namba kekuatan kanggo niru, iya bhaka benna namba keterampilan tedhung dari dalam dirina sorè. Iya bhaka niru, bukan belaja lan ngerah keterampilan tedhung.

Pagi tedhung, Raka mekencang mboh nenek tua sing maba’aken bhua kaajaiban. Iya ngenteh ngembalikake kekuatan tedhung lan ngakè kalaban usaha sorè. Sakka’ lamak mboh, Raka lekas mekencang nenek tedhung e soebhu kebun cèdik.

“Nenek, makasè sakena bhua ajaibna. Tetta, aku sadar aku sanggup berusaha sorè kanggo nyandak seèkab, bukan sekedar niru,” kata Raka oreng tulus.

Nenek senyum lan ngangguk. “Kau anak sing bijak, Raka. Kekuatan sejati berasal dari kerja keras lan ketekunan. Bhua tedhung be’er mambantu ngerasa potensi dalam dirimu.”

Sakena perasaan lega, Raka ngembalikake bhua tedhung ka nenek. Iya pulang kalaban hati yang tenang, siap kanggo berusaha keras nyandak mimpina tanpha bantuan sihir. Iya yakin, kalaban kerja keras lan ketekunan, iya bisa nyandak apa sing iya oreng impina.

Hari-hari berlalu, Raka terus belaja lan latihan kalaban tekun. Iya nampa anak sing makin pandai lan berbakat, dicinta lan dihormati kalaban segela oreng e desanna. Iya belaja mbasè kekuatan sejati adalah hasil dari usaha lan kerja keras, bukan dari keajaiban semata.

Lan begitulah, Raka tumbuh ngere pemuda sing bijak, selalu inget pelajaran berharga dari nenek tua lan bhua ajaib tedhung. Ceritana jadi inspirasi kanggo segela anak e desanna, mbasè kalaban usaha lan ketekunan, segela mimpi bisa e raih.

Artinya :


Buah Ajaib Nenek Tua

Di sebuah desa yang tenang dan damai, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Raka. Raka adalah anak yang baik hati dan selalu siap membantu siapa saja yang membutuhkan. Suatu hari, saat Raka sedang berjalan pulang dari sekolah, ia melihat seorang nenek tua sedang kesulitan membawa keranjang berisi buah-buahan.

“Nenek, bolehkah aku membantu?” tanya Raka dengan sopan.

“Oh, tentu saja, Nak. Terima kasih banyak,” jawab nenek itu dengan senyum lembut.

Raka segera mengambil keranjang itu dan mengantarkan nenek tersebut hingga ke rumahnya yang berada di pinggir desa. Setelah sampai, nenek itu mengucapkan terima kasih berulang kali. Sebagai tanda terima kasih, nenek tua itu memberikan Raka sebuah buah yang tampak aneh, berwarna ungu dan bercahaya.

“Ini untukmu, Nak. Buah ini sangat istimewa. Ingatlah untuk selalu menggunakannya dengan bijak,” kata nenek sambil menyerahkan buah itu kepada Raka.

Raka merasa heran dan penasaran dengan buah tersebut. Ia membawa buah itu pulang ke rumah dan menceritakan kejadian tadi kepada ibunya. Sang ibu hanya tersenyum dan menyuruh Raka untuk mencuci tangan dan makan malam.

Malam itu, rasa penasaran Raka semakin besar. Ia memutuskan untuk mencicipi buah tersebut. Begitu menggigit buah itu, rasa manis yang luar biasa memenuhi mulutnya. Namun, yang terjadi selanjutnya benar-benar di luar dugaan. Tubuh Raka terasa lebih kuat, kulitnya menjadi lebih bersinar, dan ia merasa ada kekuatan baru di dalam dirinya.

Keesokan harinya di sekolah, saat sedang bermain bola, Raka melihat temannya, Doni, yang sangat jago bermain bola basket. Tiba-tiba Raka teringat akan keajaiban buah itu. Dalam hati, ia mencoba mengucapkan, “Doni, ahli bola basket.”

Ajaibnya, Raka langsung merasakan bahwa ia memiliki keterampilan yang sama seperti Doni. Ia bermain dengan sangat lihai, melakukan gerakan-gerakan sulit dengan mudah. Teman-temannya terkejut melihat kemampuan Raka yang mendadak sangat hebat.

Raka merasa sangat senang dengan kekuatan barunya. Setiap kali ia melihat seseorang dengan keterampilan tertentu, ia bisa langsung menirunya hanya dengan menyebutkan nama dan keahliannya. Namun, Raka tetap ingat pesan nenek untuk menggunakan kekuatannya dengan bijak.

Suatu hari, di desa Raka diadakan lomba kesenian antar desa. Semua orang sangat antusias, termasuk Raka. Di tengah-tengah lomba, seorang seniman terkenal datang dan menampilkan keahliannya dalam melukis. Raka, yang juga ikut lomba, merasa tertantang. Ia menyebutkan nama seniman tersebut dan meniru keahliannya.

Ketika giliran Raka untuk tampil, ia melukis dengan sangat indah, detail, dan penuh warna. Lukisannya mendapat tepuk tangan meriah dari semua penonton dan juri. Raka pun memenangkan lomba tersebut. Namun, saat menerima hadiah, Raka merasakan sesuatu yang aneh dalam hatinya.

Di perjalanan pulang, Raka merenung tentang apa yang telah terjadi. Ia sadar bahwa meskipun ia memiliki kekuatan untuk meniru, ia tidak benar-benar memiliki kemampuan tersebut dari dalam dirinya sendiri. Ia hanya meniru, bukan belajar dan mengasah keterampilan tersebut.

Keesokan harinya, Raka memutuskan untuk mencari nenek tua yang memberinya buah ajaib. Ia ingin mengembalikan kekuatan itu dan hidup dengan usahanya sendiri. Setelah beberapa waktu mencari, Raka akhirnya menemukan nenek tersebut di sebuah kebun kecil.

“Nenek, terima kasih atas buah ajaibnya. Tapi, aku sadar aku harus berusaha sendiri untuk mencapai sesuatu, bukan hanya meniru,” kata Raka dengan tulus.

Nenek itu tersenyum dan mengangguk. “Kau anak yang bijak, Raka. Kekuatan sejati berasal dari kerja keras dan ketekunan. Buah itu hanya membantu kau menyadari potensi dalam dirimu.”

Dengan perasaan lega, Raka mengembalikan buah itu kepada nenek. Ia pulang dengan hati yang tenang, siap untuk berusaha keras mencapai mimpinya tanpa bantuan sihir. Ia yakin, dengan kerja keras dan ketekunan, ia bisa meraih apa yang diinginkannya.

Hari-hari berlalu, Raka terus berlatih dan belajar dengan tekun. Ia menjadi anak yang semakin pandai dan berbakat, dicintai dan dihormati oleh semua orang di desanya. Ia belajar bahwa kekuatan sejati adalah hasil dari usaha dan kerja keras, bukan dari keajaiban semata.

Dan begitulah, Raka tumbuh menjadi pemuda yang bijak, selalu mengingat pelajaran berharga dari nenek tua dan buah ajaib itu. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak anak di desanya, bahwa dengan usaha dan ketekunan, segala mimpi bisa diraih.


Demikian cerpen bahasa Madura. Semoga bisa mengambil pelajaran darinya yaa..

Posting Komentar